Ijeck Cerita Dipinang Edy Rahmayadi jadi Wagub dan Diminta Pegang Golkar

Gravatar Image

InfraSumut – Medan. Wakil Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajekshah menceritakan perjalanan politiknya saat dirinya diminta Edy Rahyamadi berpasangan di Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut tahun 2018, lalu hingga menjadi Ketua DPD Golkar Sumut.

Pada tahun 2016 lalu, ternyata Edy Rahyamadi masih aktif sebagai prajurit TNI Angkatan Darat sudah ada ada keinginan dan niat maju di Pilkada Sumut 2018. Mantan Pangkostrad itu, meminta dan mengajak Musa Rajekshah mendampingi dirinya sebagai Calon Wakil Gubernur Sumut.

“Pak Edy mau maju (di Pilgub 2018) dan meminta saya untuk jadi Wakil Gubernur. Waktu itu saya bertahan dua tahun tidak mau,” kata pria yang akrab disapa Ijeck saat menjamu kehadiran pengurus DPD Demokrat Sumut di Kantor DPD Partai Golkar Sumut, Jalan Jendral Sudirman Medan, Senin (17/10/2022).

Read More

Ijeck mengakui dirinya memiliki kedekatan dengan mantan Pangkostrad itu. Meski ia berlatarbelakang seorang pengusaha dan tidak ada berpikiran untuk berpolitik. Tapi, seiring berjalan, dia terus dirayu Edy Rahyamadi untuk mendampingi di Pilgub Sumut 2018.

“Sangat dekat, seiring berjalannya waktu akhirnya saya luluh. Saya minta izin orang tua, saya juga umroh dan istikharah,” kata Ijeck sembari mengungkapkan menerima tawaran dan rayuan Edy Rahyamadi untuk maju di Pilgub Sumut dengan sebutan Eramas (Edy Rahyamadi dan Musa Rajekshah).

Akhirnya Eramas memenang Pilkada Sumut tahun 2018, dengan rival Djarot Syaifullah dan Sihar Sitorus yang diusung PDI Perjuangan dan PPP. Edy Rahyamadi dan Ijeck dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut.

Tidak sampai disitu saja, Ijeck mengungkapkan dia diminta dan diperintahkan oleh Edy Rahyamadi untuk menjadi Ketua partai politik. Lagi-lagi, Ijeck menolaknya.

“Makanya saat diminta (Edy Rahmayadi) untuk menjadi Ketua partai lagi saya bilang cukuplah. Nanti tak ada waktu saya sama anak cucu saya. Nanti keluarga saya jadi tak terurus. Duit pun tak jelas dari mana datangnya. Mau ngurus partai darimana lah uang saya lagi,” kata Ijeck.

Namun ia Malah menyarankan Edy Rahmayadi untuk sebagai Ketua partai politik di Sumut. Mantan Ketua Umum PSSI itu, juga menolak dan terus menyarankan Ijeck untuk menjadi Ketua partai politik di Sumut.

“Abang (Edy Rahyamadi) saja lah yang jadi Ketua partai saya bilang. Tapi ini betul ini saya sampaikan, kalau pak Edy lupa nanti saya yang sampaikan ke beliau. Saya sampaikan sudah lah bang saya enggak mau menjadi di pemerintahan lagi,” ucap Ijeck.

“Sekarang sudah masuk (partai politik), bukan berarti saya mau meninggalkan tanggungjawab saya, tidak. Saya akan mempertanggungjawabkan, dunia akhirat karena masyarakat memilih,” tutur Ijeck.

Alasan Ijeck menolak menjadi Ketua partai politik, tidak ingin ambisi politik yang berujung fitnah menjadi ketua partai politik di Sumut untuk memuluskan dirinya maju sebagi calon Gubernur di Pilkada Sumut tahun 2024.

“Abang saja saya bilang, saya ini wakil abang nanti diluaran muncul fitnah, dikira orang saya mau maju lagi jadi Gubernur. Abang ajalah. Nanti kita di gosok-gosok orang jadi berantam kita,” sebut Ijeck.

Tapi, Edy Rahyamadi terus menyakinkan Ijeck dan akhirnya, Ijeck menuruti permintaan dirinya Ketua partai politik di Sumut dan memilih menjadi Ketua DPD Golkar Sumut. “Nggaklah Ijeck aja. Kita kan udah kaya suami istri mana ada yang misahkan kita,” kata Ijeck.

Sembari waktu berjalan, Ijeck menjadi Ketua DPD Golkar. Namun, tidak diketahui alasan persis Edy Rahyamadi kerap menyindir partai Golkar didepan umum. Hal ini, membuat kedua pemimpin tertinggi di Sumut hubungannya tidak harmonis.

Apa menjadi perhitungan dan prediksi Ijeck menjadi kenyataan. Dia juga membantah ada permasalahan pribadi dengan Edy Rahyamadi saat ini. Ijeck sadar diri, bila ada kesalahan harusnya ditegur, bukan mendapatkan sindiran dimuka publik.

“Ini maksud saya dalam politik kita tidak harus memutuskan silaturahmi. Jangan gara-gara urusan dunia kita putus silaturahmi. Karena kita dalam islam silaturahmi itu yang paling dibenci kalau kita putuskan,” ujar Ijeck.

Ijeck mengatakan terjun di dunia politik, bukan menjadi cita-cita dalam kehidupan dirinya. Melainkan rayuan dan ajakan dari Edy Rahyamadi. Ia hanya bercita-cita sebagai pengusaha yang sukses dan dapat membantu orang lain.

“Karena, cita-cita saya bukan berpolitik, tapi cita-cita saya jadi pengusaha sukses punya banyak uang untuk membantu orang lain. Karena saya ingin lebih sukses dari orang tua saya. Tapi ini sudah takdir (terjun dunia politik),” ucap Ijeck.

Namun setelah menjadi Ketua Partai Golkar Sumut, justru Edy Rahmayadi yang kerap menyindir dan mengusik partai beringin yang dipimpin Ijeck.

Hal itu antara lain ditunjukkan Edy Rahmayadi dalam acara hajatan Partai Demokrat Sumut, Jumat (09/09/2022), Edy mengaku kerap dibully kader-kader Golkar.

Kemudian sindiran ke Golkar berlanjut di acara Perindo Sumut pada hari yang sama. Ia menyebut Golkar suka negatif thingking kepada dirinya.

Kondisi sebaliknya justru ditunjukkan ke PDI Perjuangan. Menurut Edy, dulu PDI Perjuangan negatif thingking, namun saat ini malah baik sekali kepada dirinya.

Terakhir sindiran ke Golkar disampaikan Edy saat acara pelantikan pengurus DPD Banteng Muda Indonesia (BMI) Sumut periode 2019-2024- sayap PDIP, di Hotel Grand Inna Jalan Putri Hijau, Medan, Rabu (21/09/2022).

Yang Kuning apa? Saya agak-agak trauma berjumpa kuning,” ujar Edy Rahmayadi mengawali sambutannya, yang spontan mengundang riuh tawa dari hadirin dan undangan.

Tak cukup sampai di situ, di sela sambutannya pun mantan Pangdam I Bukit Barisan itu kembali menyindir Golkar. “Kuning ini bukan partai ya, kok ada hitam-hitamnya,” ujar Edy lagi. (ben)

Related posts