Dirut Waskita Mohon Maaf karena Progres Proyek Rp 2,7 T Sumut Lambat

Gravatar Image

InfraSumut – Medan. Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero), Destiawan Soewardjono, menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan progres proyek jalan dan jembatan Sumut Rp 2,7 triliun. Diketahui progresnya sampai saat ini masih 5%.

“Jadi pertama yang kami sampaikan adalah Waskita sebagai leader dari join atau konsorsium di proyek jalan Sumatera Utara ini kami mohon maaf atas keterlambatan progres proyek ini,” ujar Dirut Waskita Destiawan.

Hal itu disampaikan Destiawan mengawali keterangannya kepada wartawan usai rapat progres proyek Rp 2,7 triliun dengan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, di Ruang Rapat Gubernur, Lantai 10 Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro Medan, Rabu (08/11/2022).

Read More

Turut hadir pada pemberian keterangan itu, Asisten Administrasi Umum, Hasmirizal Lubis, Kepala Dinas BMBK, Bambang Pardede, Kepala Biro PBJ Setdaprov Sumut, Mulyono, Kadis Tenaga kerja Sumut, Baharuddin Siagian, Kepala Biro Hukum Setdaprov Sumut, Dwi Aries Sudarto, dan Plt Kadis Kominfo Sumut, Ilyas Sitorus.

Begitu pun, kata Destiawan, proyek Rp 2,7 triliun jalan terus. “Jadi kepada rakyat Sumatera Utara yang berharap proyek ini bisa segera selesai, ini dengan kondisi yang ada kami mohon maaf, tapi bukan berarti kami berhenti sampai di sini,” ujarnya.

Destiawan menegaskan Waskita Karya sebagai perusahan BUMN yang terbesar di Indonesia, berkomitmen tidak tidak akan pernah meninggalkan proyek dalam keadaan tidak pernah selesai.

Sehingga di proyek Rp 2,7 triliun tersebut, Destiawan mengatakan pihaknya akan menyelesaikan progresnya sesuai rencana.

Disebutkannya keterlambatan pengerjaan progres proyek multiyears tersebut, karena di tahun ini ada target yang agak besar karena terkait dengan ruas-ruas yang mengalami kerusakan berat, sehingga kondisi transportasi itu menjadi hambatan masyarakat.

“Nah kami juga mengajukan proyek ini menjadi bagian dari proyek untiluk pemulihan ekonomi nasional, jadi ini penting dan strategis untuk masyarakat di Sumatera Utara,” ujar Destiawan.

“Kami saat ini telah mengupayakan untuk memobilisasi semua peralatan yang kami punya, untuk bisa disebar di lokasi-lokasi yang kondisinya sangat parah sehingga diharapkan di Minggu ini peralatan tersebut sudah tersebar dan kami bisa mengakselerasi,” ujar Destiawan lagi.

Ditambahkan Destiawan, pihaknya tidak akan lari dari penyelesaian progres 33% sampai akhir Desember 2022. “Memang target di tahun ini kurang lebih 33 persen harus dicapai, tapi insyallah dengan mobilisasi peralatan yang ada, kami sih pinginnya itu cepat selesai. Mencapai target yang lebih dari rencana,” jelasnya.

Begitu pun, kendala-kendala yang membuat progres terlambat, disebutkan Destiawan sebagai bagian dari proses proyek. “Jadi kami selalu berpikir bahwa setiap melaksanakan pekerjaan di proyek itu, mayoritas yang ada adalah masalah, bagaimana menyelesaikan permasalahan itu, masalah teknis,” ujarnya. (ben)

Related posts