InfraSumut.com – Medan. Mulianya hati Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi. Mungkin ucapan itulah yang tepat dialamatkan kepada Gubernur Edy Rahmayadi.
Meskipun Kepala Badan Kepagaiwan Daerah (BKD) Sumut, Safruddin, yang buat kesalahan, namun dirinya selaku pimpinan yang minta maaf.
Bahkan kesalahan Kepala BKD Safruddin itu, dinilai banyak orang telah mempermalukan dirinya.
Betapa tidak, Gubernur Edy Rahmayadi disebut melantik “mayat” dan yang telah pensiun pada pelantikan 911 pejabat eselon III dan IV Pemprov Sumut, Selasa (21/02/2023) lalu.
Bahkan sebenarnya Gubernur Edy Rahmayadi pun merasa malu dengan pelantikan “mayat” dan yang pensiun itu. Di berbagai sudut pembahasan, termasuk di media sosial, Gubernur Edy Rahmayadi yang disudutkan.
Permintaan maaf Gubernur Edy Rahmayadi itu, disampaikan dirinya secara langsung kepada masyarakat saat mengambil sumpah dan pelantikan 92 pejabat eselon III dan IV Pemprov Sumut, Kamis (02/03/2023).
“Saya minta maaf kepada rakyat Sumut atas kelemahan-kelemahan banyak saya ini,” ujar Gubernur Edy Rahmayadi pada pelantikan yang berlangsung di Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Jenderal Sudirman Medan itu.
Gubernur Edy Ramayadi, mantan Pangkostrad itu mengatakan tidak ada bawahan yang salah, tetapi dirinya selaku pimpinan dari bawahan lah yang salah
“Ada kesalahan kesalahan yabg dilakukan bawahan saya, tidak ada bawahan yang salah, yang salah adalah gubernuur. Untuk itu saya minta maaf,” ujar Gubernur Edy Rahmayadi.
Namun Gubernur Edy Rahmayadi tetap mengkritik BKD Sumut. “Tapi, jabatan harus dipertanggungjawabkan. Jangan lagi, ada yang meninggal ikut dilantik,” kata Gurbernur Edy dihadapan puluhan pejabat dilantik tersebut.
Gubernur Edy Rahmayadi juga mengkritik kinerja buruk dan kesalahan anak buahnya, Kepala BKD Sumut, Safruddin yang dinilai tidak teliti, memasukkan nama ASN yang sudah meninggal dunia untuk dilantik pada Selasa (21/02/2023) lalu.
Begitu pun Gubernur Edy Rahmayadi tidak berniat untuk mencopot Safruddin dari jabatannya sebagai Kepala BKD Sumut. “Pasti tujuannya ingin seperti diluar mundur dan copot. Padahal ada yang perlu kita evaluasi. Kalau harus dia mundur dan di copot. Saya lah yang harus mundur dan dicopot,” sebut Gubernur Edy Rahmayadi.
Gurbernur Edy Rahmayadi juga mengingatkan Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk melakukan pengawasan terhadap bawahannya. Untuk bekerja bersama secara tim dan profesional.
“Memang saya berharap OPD ini dia lah motornya. Karena dia user orang orang ini dia yang makai. Makanya saya tak mau ikut campur OPD ini. Hanya saja seperti yang saya katakan kita belum cerita kualitas. Kita baru cerita kuantitas,” kata Gubendur Edy Rahmayadi. (ben)