Penyakit Ginjal Akut Anak, Gubsu Edy Rahmayadi Larang Apotek Jual Obat Sirup

Gravatar Image

InfraSumut – Medan. Kasus balita meninggal dunia karena penyakit ginjal akut di Sumatera Utara bertambah menjadi 7 orang. Sebelumnya pada Selasa (18/10/2022), RSUPH Adam Malik Medan melaporkan hanya 6 orang yang meninggal.

“Iya, 7 orang (balita meninggal),” ujar Gubernur Sumut, Edy Rahyamadi, kepada wartawan di Medan, Selasa (09/10/2022).

Gubernur Edy mengingatkan masyarakat dan orang tua, bila anak sedang sakit jangan melakukan langkah penanganan medis, tanpa bimbingan dan berkordinasi dengan tenaga kesehatan setempat.

Read More

“Yang pertama saya sudah melakukan sosialisasi, termasuk sekarang sama media. Saya minta kepada seluruh warga Sumatera Utara, tidak mengambil langkah mengobati anaknya. Apa bila dia (anaknya) mengalami sakit mencret (diare), muntah-muntah, panas (demam), batuk, pilek,” sebut mantan Pangkostrad itu.

Gurbernur Edy menyebutkan sampai saat ini, belum diketahui apa penyebab dari penyakit ginjal akut tersebut. Ia mengungkapkan sudah 20 Provinsi di tanah air ditemukan kasus penyakit itu, termasuk di Provinsi Sumut ini.

“Karena sementara belum ditemukan penyebab secara konkrit. Tetapi dari orang orang yang meninggal ini 20 provinsi yang sudah mengalami rata-rata, karena mengkonsumsi obat sejenis paracetamol yang datangnya dari luar itu dilarang,” jelas Gubernur Edy.

Ia kembali meminta kepada masyarakat, tidak mudah memberikan Paracetamol kepada anaknya. Bila sedang sakit, terlebih dahulu membawa balita yang sakit ke Fasilitas Kesehatan atau Puskesmas terdekat.

Dalam penanganan dilakukan Pemprov Sumut ini, dalam menekan kasus ginjal akut ini. Gubernur Edy mengatakan dalam waktu akan mengumpulkan seluruh Kepala Puskesmas se-Sumut.

“Dalam waktu dekat saya akan mengumpulkan seluruh 620 Kepala Puskesmas. Saya akan memerintahkan di situ, tegas rakyat semua harus berobat lewat Puskesmas. Karena ini yang meninggal jauh jauh di pendalaman,” sebut Edy.

Mantan Pangdam I Bukit Barisan itu, meminta kepada seluruh tenaga kesehatan untuk membantu pemerintah memberikan pelayanan kesehatan yang baik kepada masyarakat. Untuk penanganan kasus ginjal akut itu, Gubernur Edy meminta kerja sama seluruh pihak.

“Sosialisasikan ini, seluruh tenaga kesehatan Sosialisasikan, kalau gak habis (meninggal dunia) anak-anak kita nanti,” tutur Gubernur Edy.

Gubernur Edy mengakui bahwa Paracetamol dijual di tengah masyarakat sangat murah berkisar Rp 9.000 hingga Rp 11.000. Namun, ia mengatakan Pemprov Sumut juga akan menyalurkan obat-obatan ke 33 Kabupaten/Kota di Sumut.

“Memang murah (Paracetamol) obat itu, memang susah rakyat kita tak punya uang. Untuk itu, akan kita suport obat seperti pada kejadian Covid-19, tolong ini sosialisasikan,” sebut Gubernur Edy.

Gubernur Edy mengungkapkan untuk Paracetamol juga ditarik dan dilarang untuk dijual kembali. Kemudian, juga tetap dilakukan pengawasan di Apotek dan toko obat.

“Sudah distop, udah kita tarik obat itu semua. Tapikan masih ada yang simpan sana simpan sini. Sudah terlanjur dibeli, ada lagi yang berbisnis tentang ini. Ini lah yang merusak anak kita,” kata Edy. (ben)

Related posts