InfraSumut – Medan. Balai Veteriner Medan memastikan babi yang mati mendadak milik peternak di Kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan diakibatkan terjangkit virus African Swine Fever (ASF).
Kepala Balai Veteriner Medan, Azfirman, mengatakan dari sample yang masuk ke Balai Veteriner ditemukan memang ada virus ASF yang menyerang ternak babi. Sehingga menyebabkan mati mendadak.
“Saya dari laboratorium bukan.
Jadi sampel yang masuk itu diketahui memang ada penyakit ASF, bukan flu babi, ASF penyakit African Swine Fever belum ada vaksinnya,” kata Azfirman saat dikonfirmasi, Kamis (01/2/2022).
Ia menyebutkan, pihaknya juga sudah melakukan sosialisasi kepada para kelompok peternak babi di Simalingkar B Kota Medan. Ia mengatakan, virus ini tidak menular kepada manusia.
Dengan demikian, Azfirman mengimbau para peternak agar melakukan penyemprotan disinfektan disekeliling kandang babi. Lalu, mengganti pakaian saat mengurus ternak, misalnya memberi makan atau memandikan ternak.
“Kalau mau masuk itu diusahakan ganti pakaian dan alas kaki, kalaupun menggunakan pakan sisa itu, harus dimasak hingga virusnya mati,” ungkapnya.
“Babi yang sehat dan sakit dipisahkan, kemudian, urus babi yang sehat dulu dan ganti pakaian baru urus babi yang sakit,” pungkasnya.
Sebelumnya, sebanyak dua ribu ekor ternak babi di Kota Medan dan Deli Serdang mati mendadak diduga karena terpapar flu babi. Akibatnya membuat peternak babi mengalami kerugian capai Rp 8 milar.
Ketua Peternak Babi Indonesia (PBI), Heri Ginting mengatakan, peristiwa babi mati mendadak diduga terpapr flu babi itu sejak bulan September 2022. Pihaknya berharap pemerintah memberikan solusi untuk mengurangi kerugain peternak.
“Total babi yang mati lebih kurang 2000 ekor. Gejalanya flu babi. Untuk kerugian
kalau saya kalikan dengan harga itu kisaran 8 milar,” kata Heri Ginting saat dikonfirmasi, Rabu (30/11/2022). (sam)