InfraSumut.com – Medan. Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, mengaku hampir tidak bisa membedakan mana orang Indonesia dan mana orang Malaysia.
Itu disampaikan Gubernur Edy Rahmayadi pada International Conference on Dakwah and Usuluddin 2023, Muhibah dan Kuliah Tasawuf di Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur Sumut, Selasa (28/02/2023).
Bukannya tanpa alasan, kata Gubernur Edy Rahmayadi, pada konferensi diselenggarakan oleh Korps Alumin Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) itu, sulitnya membedakan itu adalah karena Indonesia dan Malaysia masih serumpun.
“Artinya kita dahulunya masih bersatu. Begitu masuk kolonial (penjajahan), jadi memisahkan kita. Tetapi kita tetap bersaudara,” sebut Gubernur Edy Rahmayadi, mantan Pangkostrad itu
Soal konferensi tersebut, Gubernur Edy Rahmayadi mengatakan bahwa ada banyak terapan ilmu tasawuf di Indonesia. Bagaimana seseorang bisa lebih mendekatkan diri kepada Sang Khalik, serta mulai meninggalkan kepentingan duniawi. Namun kesemuanya itu, merupakan langkah jihad untuk memperkuat Agama Allah.
“Saya sangat berharap panggilan untuk persatuan umat dalam rangka menegakkan jalan Allah, ini yang sangat saya harapkan. Dan bagaimana kita saling bertukar pikiran. Sekali lagi, selamat datang,” kata Gubernur Edy Rahmayadi.
Lebih lanjut Gubernur Edy Rahmayadi berharap hubungan persaudaraan serumpun antara Indonesia dan Malaysia menghadirkan kebaikan, khususnya ilmu yang bermanfaat bagi umat.
Sementara Ketua Majelis Wilayah KAHMI Sumut, Rusdi Lubis, berterima kasih kepada Gubernur Edy Rahmayadi yang telah memfasilitasi konferensi antarnegara tersebut. Setidaknya ada 160 orang dari Malaysia yang hadir di acara itu.
“Semoga atas kehadiran mereka, kita mendapat keberkahan di kemudian hari. Sebagaimana pesan hadits, yang kita kejar adalah bagaimana menjadi sukses dan bermanfaat,” pungkas Rusdi Lubis. (ben)